Senin, 19 Maret 2012

peraturan permainan, peraturan pertandingan, dan perwasitan


Peraturan pertandingan

A.     lapangan sepak bola yang digunakan memiliki panjang yang berkisar antara 100-120 meter dan lebar 65-75 meter.
B.     kedua ujung lapangan, terdapat area gawang yang berupa persegi empat berukuran dengan panjang 7.32 meter dan tinggi 2.44 meter.
C.     Di bagian depan dari gawang terdapat area pinalti yang berjarak 16.5 meter dari gawang, Area ini merupakan batas kiper boleh menangkap bola dengan tangan dan menentukan kapan sebuah pelanggaran mendapatkan hadiah tendangan pinalti atau tidak.
D.     Lama permainan sepak bola normal adalah 2 × 45 menit, ditambah istirahat selama 15 menit di antara kedua babak.
E.      Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu penalti.
F.      Wasit dapat menentukan berapa waktu tambahan di setiap akhir babak sebagai pengganti dari waktu yang hilang akibat pergantian pemain, cedera yang membutuhkan pertolongan, ataupun penghentian lainnya. Waktu tambahan ini disebut sebagai injury time atau stoppage time
G.     Gol yang dicetak dalam perpanjangan waktu akan dihitung menjadi skor akhir pertandingan, sedangkan gol dari adu penalti hanya menentukan apabila suatu tim dapat melaju ke pertandingan selanjutnya ataupun tidak (tidak mempengaruhi skor akhir).
Peraturan permainan
1.      Offside  = terjadi jika seorang pemain diberikan bola ketika berada lebih dekat dengan garis gawang lawan dibanding posisi pemain lawan.
2.      Throwin = lemparan kedalam
3.      Corner kick = tendangan sudut
4.      Goal kick = tendangan keluar
5.      Kick off = memulai pertandingan
6.      Free kick = tendangan bebas
7.      Hand ball = bola mengenai tangan
8.      Penalty = tendangan hukuman atau tendangan titik 12 pas dan tendangan langsung tanpa di jaga benteng



PERWASITAN DALAM SEPAK BOLA

A. Syarat-syarat menjadi wasit
Untuk menjadi wasit harus memenuhi persyratan sebagai berikut:

1. Berbadan sehat menurut keterangan dokter (tidak berkacamata, tidak buta warna dan penglihatan baik).
2. Umur antara 24 – 40 tahun.
3. Berijazah SMA atau yang sederajat.
4. Memahami dan melaksanakan janji wasit.
5. Memiliki lesensi professional untuk wasit
B. Pakaian dan perlengkapan wasit.

1. Baju lengan pendek atau lengan panjang, celana pendek, kaos kaki, sepatu bola, pada dada sebelah kiri dipasang badge menurut haknya dan menurut ketentuan.
2. Peluit diikat dari pergelangan tangan.
3. Notes/buku kecil dan pensil atau alat tulis yang lain.
4. Jam wasit, stopwatch atau jam tangan.
5. Uang logam untuk undian.
6. Cadangan peluit dan pensil atau alat tulis yang lain.
7. Kartu merah dan kuning.

C.  Kerjasama antara wasit, hakim garis, dan wasit cadangan.
Dalam memimpin suatu pertandingan, wasit dibantu oleh 2 hakim garis. Tugas dan kewenangan yang diberikan kepadanya dimulai setelah memasuki lapangan permainan wasit dan hakim garis harus saling mengisi kekurangan, saling membantu, dan bekerja sama.

1. Tugas seorang wasit
• Menegakan dan menjalankan peraturan
• Tidak menjatuhkan hukuman pada saat wasit itu yakin bahwa dengan jalan menghukum akan memberi keuntungan pada regu yang melanggar.
• Membuat catatan jalannya pertandingan.
• Memberikan tendangan bebas langsung atau tidak langsung.
• Memberi tendangan hukuman.
• Memberikan teguran (peringatan teguran atau peringantan ringan) peringatan kartu kuning dan mengeluarkan pemain (kartu merah).
• Menghentikan permainan untuk sementara atau seterusnya.
• Menetukan apakah bola yang akan digunakan untuk pertandingan memenuhi syarat.

2. Tugas hakim garis
• Membantu tugas wasit dengan berpegang teguh kepada peraturan yang sudah ditentukan.
• Memberi isyarat kepada wasit dalam hal-hal sebagai berikut.
- Bila bola di luar permainan harus dilakukan tendangan sudut atau tendangan gawang, serta bila terjadi bola keluar melalui garis samping harus menentukan regu mana yang berhak untuk melakukan lemparan ke dalam.
- Apakah permainan dalam keadaan offside.

3. Tugas wasit cadangan
• Menggantikan wasit atau hakim garis (apabila berhalangan).
• Mengurusi pergantian pemain.
• Memberi isyarat kepada wasit jika pertandingan telah selesai.
• Melarang offisial regu masuk ke dalam lapangan pertandingan.
• Menerima isyarat dari wasit tentang nilai dan penghentian pertandingan memberikan pendapatnya jika diminta oleh wasit pertama.

MAKALAH BOLA VOLLY

SARANA DAN PRASARANA BOLA VOLLY SERTA TEHNIK-TEHNIK DASAR DALAM BOLA VOLLY
   (BOLA VOLLY)
TUJUAN MAKALAH INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT UJIAN AKHIR SMESTER
Dosen :IRFAN ZINAT Spd
Disusun Oleh :
NANDY FAJAR GUMELAR
1041172104060
KELAS B

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
KARAWANG
2011


Lapangan Bola Voli
Olahraga permainan bola voli dimainkan pada sebuah lapangan yang berbentuk persegi panjang. Seiring dengan terus berkembangnya permainan bola voli, maka standar-standar ukuran internasional dan sarana pendukung pada lapangan bola voli pun telah ditetapkan 18 m x 9 m. Untuk ukuran garis tepi lapangan adalah 5 cm.
Dalam lapangan bola voli dikenal istilah garis “3 meter” dari net. Garis tersebut berfungsi sebagai batas wilayah penyerangan (attack line). Garis 3 meter tersebut kemudian membagi lapangan menjadi dua bagian, yaitu barisan belakang (back row), dan barisan depan (front row). Masing-masing bagian itu (back row dan front row) masih dibagi lagi menjadi 6 area atau 6 titik. Keenam area atau titik itulah yang merupakan posisi para pemain bola voli. Area “1” merupakan posisi pemain yang akan melakukan servis berikutnya.
Net / Jaring
Panjang lapangan dibagi dua dan dipisahkan dengan sebuah net yang dipasang pada dua buah tiang. Net yang berukuran 9,5  m x 1 m tersebut dipasang pada ketinggian 2.43 meter (voli putra) atau 2.24 meter (voli putri). Mata jaring 10 cm².
Tiang Net / Jaring
Tiang net dipasang sejajar dengan garis tengah lapangan dan berjarak 50 cm dari garis samping. Tiang harus bulat dan licin.
 Antena
Pada setiap ujung atas tiang biasanya akan dipasang sebuah antena. Antena ini akan menjadi pembatas gerakan bola yang menyamping atau melebar. Biasanya antena terbuat dari fiberglass atau sejenisnya yang bersifat lentur dan dicat warna hitan putih (belang). Panjangnya 1,8 m dan bergaris tengah 1 cm
Bola Voli
Bola voli harus berbentuk bola, terbuat dari kulit atau kulit sintetik, memiliki lingkar 65-67 cm, berat 260-280 g dan dengan tekanan dalam 0,30-0,325 kg /cm. Kemudian bola ini diisi dengan udara (dipompa). Jumlah jalur yaitu 12 dan 18 jalur. Persyaratan bola yang standar ini sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh FIVB (Fédération Internationale de Volleyball), sebuah Federasi Bola Voli Internasional yang menangani hal-hal yang berhubungan dengan olahraga permainan bola voli.
Berikut ini adalah peraturan yang dikeluarkan oleh FIVB mengenai penggunaan bola standar dalam permainan bola voli:
  • Bola tersebut memiliki keliling lingkaran 65-67 cm, dengan berat 260-280 gram.
  • Tekanan dalam dari bola tersebut hendaknya sekitar 0.30 – 0.325 kg/cm2 (4.26-4.61 psi, 294.3-318.82 mbar atau hPa).
Pemain
1.      Jumlah Pemain
Satu tim bola voli terdiri dari enam orang. Tiga deret ada di depan dan tiga deret ada di belakang. Biasanya terdapat juga pemain cadangan sebanyak enam orang pula.
2.      Perlengkapan
Setiap pemain diwajibkan memakai kostum yang bernomor di bagian dada dan punggungnya, memakai celana pendek dan sepatu karet.
Wasit
-             Ada dua orang wasit : Wasit Utama dan Wasit Kedua
-             Emapt orang pengawas Garis
-             Satu orang pencatat Skor

 TEKNIK DASAR BOLA VOLI
 Teknik dalam permainan bola voli ada 2 macam, yaitu :
 1.      Teknik Tanpa Bola.
a.      Sikap Siap.
Berdiri dengan kaki yang satu didepan kaki yang lain, kedua kaki terbuka selebar bahu, kedua lutut ditekuk sampai membentuk sudut 135º, kedua tangan ditekuk sedikit diletakkan rileks didepan tubuh,  badan dicondongkan kedepan sampai tumit terangkat.
b.      Pengambilan posisi yang tepat & benar.
c.       Langkah kaki gerak kedepan, kebelakang, kesamping kiri & kesamping kanan.
d.      Langkah kaki untuk awalan Smash dan awalan Block.
e.       Bergulir kesamping & bergulir kebelakang.
f.        Gerak meluncur.
g.      Gerak tipuan
 2.      Teknik Dengan Bola
a.      Service untuk menyajikan bola pertama.
1.      Underhand Service
Pemain berdiri menghadap net , kaki kiri didepan kaki kanan, lengan kiri dijulurkan kedepan dan memegang bola (ini untuk pemain tangan kanan, bagi pemain tangan kiri sebaliknya).
Bola dilempar rendah keatas , berat badan bertumpu pada kaki sebelah belakang, lengan yang bebas digerakkan kebelakang dan diayunkan kedepan dan memukul bola. Sementara berat badan dipindahkan kekaki sebelah depan.
Bola dipukul dengan telapak tangan terbuka, pergelangan tangan kaku dan kuat. Gerakan terakhir adalah memindahkan kaki yang dibelakang kedepan.
Jenis² Underhand Service
a.       Back Spin Underhand Serve : Bola berputar kebelakang.
b.      Top Spin (Cutting) Underhand Serve: Bola berputar keatas.
c.       Inside Spin Underhand Serve : Bola berputar kedalam.
d.      Outside Spin Underhand Serve : Bola berputar keluar.
2.       Overhead Service
Pemain berdiri dengan kaki kiri berada lebih kedepan dan kedua lutut agak ditekuk Tangan kiri dan kanan bersama² memegang bola, tangan kiri menyangga bola sedangkan yang kanan memegang bagian atas bola.
Bola dilambungkan dengan tangan kiri keatas sampai ketinggian ± 1m diatas kepala didepan bahu, dan telapak tangan kanan segera ditarik kebelakang atas kepala dengan telapak menghadap kedepan, berat badan dipindahkan kekaki sebelah belakang.
Setelah tangan berada dibelakang atas kepala dan bola berada sejangkauan tangan pemukul, maka bola segera dipukul dengan telapak tangan, lengan harus tetap lurus dan seluruh tubuh ikut bergerak.
Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan pergelangan tangan, berat badan dipindahkan kekaki sebelah depan. Gerakan lengan terus dilanjutkan sampai melewati paha yang lainnya.
Jenis² Overhead Service
a.       Top Spin Overhead Serve : Bola berputar keatas.
b.      Inside Spin Overhead Serve : Bola berputar kedalam.
c.       Outside Spin Overhead Serve : Bola berputar keluar.
d.      Drive Overhead Serve : Bola berputar keatas.
 3.      Floating  Service
a.       Frontal Floating Service : Bola mengapung kekiri & kekanan.
Bola dipegang setinggi kepala, lengan hampir lurus. Lengan yang memukul ada dalam posisi lurus atau tertekuk sedikit, ditarik kebelakang sebelum melempar bola.
Bola dilempar rendah, bagian atas tubuh tidak bergerak, pergelangan tangan harus tetap kaku. Bagian tengah bola dipukul dengan bagian bawah telapak tangan atau dengan tangan digenggam. Bola dipukul disebelah depan tubuh pemain dan tidak ada gerakan lanjutan
b.      Side Floating Service : Bola mengapung kearah vertical.
Pemain berdiri dengan kedua kaki menghadap sisi lapangan. Bola dipegang dengan lengan menjulur kira² setinggi kepala. Lengan pemukul diayun kebelakang agak kesisi. Berat badan ditempatkan dikaki belakang, dengan kedua lutut ditekuk sedikit.
Lengan diangkat dengan gerakan melingkar, bola dilempar rendah. Lengan  dijulurkan dan bagian tengah badan bola dipukul dengan tangan tergenggam, sewaktu bola itu melambung tinggi didepan tubuh pemain. Bagian tubuh berputar sedemikian rupa sampai menghadap net, berat badan dipindahkan kekaki sebelah depan.
Kontak dengan bola singkat sekali, lengan dan tangan yang digunakan memukul berhenti sebentar sesudah mengadakan kontak dengan bola, kemudian gerakan diteruskan sedemikian rupa sehingga lengan terayun kebawah melewati kaki yang satunya.
 4.      Jump Service
Jump Serve merupakan salah satu senjata ampuh untuk mengacaukan serangan kombinasi lawan, sebuah team memerlukan minimal 2 s/d 3 orang jump server yang dapat mengacaukan irama permainan lawan.
Keuntungan menggunakan jump serve adalah :
o       Dapat menjatuhkan mental lawan
o       Mempersulit lawan untuk membangun serangan
o       Memudahkan blocker untuk melakukan bendungan
o       Memudahkan kerja defender
                   Teknik Jump Serve :
o       Awalan ±4 langkah, hal ini untuk mendapatkan power yang cukup.
o       Lompat pada langkah ke 4 diluar garis belakang dan jatuh didalam lapangan.
o       Lemparan tidak dari belakang tetapi dari samping badan agar dapat terlihat dan mudah mengontrol putaran bola kedepan.
o       Ayunan tangan sama seperti melakukan Spike Bola Tinggi (Open Spike).
o       Step ketiga baru bola dilempar keatas, setelah melakukan step sekali lagi, server meloncat dan memukul bola.
o       Gerakan harus harmonis dan berkesinambungan dan konsisten seperti gerakan spike, tidak terpatah².
Cara Melatih
o       Untuk control spike, latihan diberikan mulai 3m atau di garis serang, bola dilempar sendiri dan spike. Setelah menguasai pada jarak 3 m, kemudian mundur dan lakukan pada jarak 4m, lalu 5 m dan seterusnya. Hal ini dapat melatih akurasi pukulan.
o       Latihan dapat digabung dengan receive, agar terbiasa dengan penerimaan jump serve.
o       Pemain harus tahu bahwa jarak pukulan lurus dengan pukulan menyilang berbeda jaraknya ± 2m, sehingga gerakan lengan dan pergelangan tangan pada saat memukulpun harus berbeda.
o       Kontak pukulan pada bola dari jarak 3m berbeda dengan kontak pada bola pada garis belakang, semakin kebelakang kontak makin dibawah bola.
o       Pemukul tangan kanan sebaiknya melempar bola dengan tangan kanan.
o       Latih pemain secara berpasangan untuk melempar bola tanpa awalan dan tanpa lompatan dari garis belakang dan jatuhnya bola harus pada posisi yang sama didalam lapangan.
o       Konsentrasi dalam jump serve sangat diperlukan, berikan latihan dengan target 10 bola untuk setiap posisi dan lakukan 3 kali dalam 1 minggu.

b.      Pass Bawah berguna untuk passing dan umpan.
o       Pemain melakukan sikap siap.
o       Kedua tangan rapat dan dijulurkan lurus kedepan, kedua lengan membuat sudut 45º dengan badan.
o       Sikap tubuh semakin merendah dengan menurunkan sudut lutut  dari 135º menjadi 45º.
o       Tungkai mulai dijulurkan keatas agak kedepan, bola mengenai lengan bawah yang terjulur lurus. Tungkai dijulurkan sampai berjingkat dan tangan tidak boleh melewati bahu.
o       Kembali kepada sikap siap.
 Jenis² Pass Bawah
1.      Pass Bawah dua Tangan
2.      Pass Bawah Satu Tangan
3.      Pass Bawah Bergulir Kesamping
4.      Pass Bawah Setengah Bergulir Kebelakang
5.      Pass Bawah Meluncur Kedepan

c.       Pass atas berguna untuk passing dan umpan
      Pada dasarnya pass atas adalah bola tangkap diatas, sentuhkan kekening dan lontarkan kembali keatas, tetapi karena proses gerakan tersebut dilakukan dengan sangat cepat, maka bola terlihat seperti dipantulkan.
o       Pemain melakukan sikap siap.
o       Badan dijulurkan keatas dengan meluruskan tungkai, bersamaan dengan menjulurkan kedua tangan keatas, sikap jari seperti hendak merangkum bola.
o       Tungkai ditekuk kembali sampai lutut membuat sudut 135º, posisi lengan ditekuk didepan muka diatas kening dan bola disentuh oleh ujung jari² tangan.
o       Tungkai dijulurkan kembali sampai berjingkat dan  bola dilambungkan kedepan atas dengan jari dan bantuan lengan yang digerakkan sampai lurus keatas.
o       Kembali kepada sikap siap.

            Jenis² Pass Atas
1.      Pass Atas Normal
2.      Pass Atas Setengah Bergulir Kebelakang
3.      Pass Atas Bergulir Kesamping
4.      Pass Atas Meloncat
d.      Umpan untuk menyajikan bola pada Smasher.
1.      Umpan Kedepan
Pengumpan menempatkan posisi badan dibawah dan agak dibelakang arah gerak bola, kedua telapak tangan dan jari² membentuk bulatan ½ lingkaran telah siap didepan atas muka dahi.



Jenis² Umpan.
 a.      Umpan Normal/Open.
Bola segera diumpan keatas dengan kekuatan dorongan lengan, jari dan pergelangan tangan serta ayunan kaki. Usahakan bola parabol keatas net dengan ketinggian lebih dari 2m dari tepi atas net. Bola berada diantara smasher dan pengumpan sejajar net dengan jarak dari net ± 20cm – 50cm.
b.      Umpan Semi.
Perkenaan bola tepat diatas dahi segaris dengan sumbu badan, dimana umpan dilakukan dengan gerak keatas depan, ketinggian bola diatas tepi net antara diatas 1m s/d 2m. Penentuan kualitas parabol dan jalannya bola tergantung kekuatan jari, pergelangan tangan dan lengan. Timing pemberian umpan semi dilakukan bila smasher  telah kelihatan bergerak maju awalan dengan jarak ± 1m dari pengumpan.
c.       Umpan Straight/Kamboja.
Parabol bola antara 0.5m s/d 1.5m dari tepi atas net. Dorongan bola lebih dominan dibandingkan dengan gerak keatas untuk parabol bola, Bola diatas net meluncur agak cepat dengan jarak 20cm – 50cm dari net, dimana akhir parabol bola terletak diatas garis samping lapangan. Begitu bola datang segera dipantulkan kedepan atas dengan cepat, setelah pengumpan melihat smasher telah berawalan merapat dengan net diluar garis samping lapngan. Timing pemberian umpan harus tepat, yaitu saat bola telah didepan atas dahi dan smasher telah siap mengambil awalan.
d.      Umpan Quick.
Teknik umpan ini memerlukan ketinggian  bola 50cm s/d 1m dari tepi atas net. Timing pemberian bola saat smasher telah melayang keatas didepan pengumpan siap untuk memukul bola, biasanya pasing bola datang, tunggu sebentar sampai smasher meloncat untuk menunggu bola diatas net. Gerakan utama dalam umpan pendek ini adalah kekuatan jari dan pergelangan pengumpan, perkenaan tangan terhadap bola sama dengan pelaksanaan umpan semi. Arah umpan parabol vertical disebut quick A, sedangkan parabol straight disebut quick B.
2.      Umpan Kebelakang
Pengumpan menempatkan posisi badan dibawah bola, badan agak dicondongkan kebelakang sedikit. Gerak jari & pergelangan tangan lebih aktif, terutama ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah, lengan segaris dengan kecondongan badan bagian atas saat pelaksanaan umpan. Pandangan kebelakang sedikit untuk melihat jalannya bola kearah belakang. Jenis umpan kebelakang sama dengan umpan kedepan.        
o       Awalan
Berdiri dengan salah satu kaki dibelakang sesuai dengan kebiasaan individu (tergantung smasher normal atau smasher kidal). Langkahkan kaki satu langkah kedepan (pemain yang baik, dapat mengambil ancang² sebanyak 2 sampai 4 langkah), kedua lengan mulai bergerak kebelakang, berat badan berangsur² merendah untuk membantu tolakan.
o       Tolakan
Langkahkan kaki selanjutnya, hingga kedua telapak kaki hampir sejajar dan salah satu kaki agak kedepan sedikit untuk mengerem gerak kedepan dan sebagai persiapan meloncat kearah vertical. Ayunkan kedua lengan kebelakang atas sebatas kemampuan, kaki ditekuk sehingga lutut membuat sudut ±110º, badan siap untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki yang didepan.
o       Meloncat
Mulailah meloncat dengan tumit & jari kaki menghentak lantai dan mengayunkan kedua lengan kedepan atas saat kedua kaki mendorong naik keatas. Telapak kaki, pergelangan tangan, pinggul dan batang tubuh digerakkan serasi merupakan rangkaian gerak yang sempurna. Gerakan eksplosif dan loncatan vertikal.
o       Memukul Bola
Jarak bola didepan atas sejangkauan lengan pemukul, segera lecutkan lengan kebelakang kepala dan dengan cepat lecutkan kedepan sejangkauan lengan terpanjang dan tertinggi terhadap bola. Pukul bola secepat dan setinggi mungkin, perkenaan bola dengan telapak tangan tepat diatas tengah bola bagian atas. Pergelangan tangan aktif menghentak kedepan dengan telapak tangan & jari menutup bola. Setelah perkenaan bola lengan pemukul membuat gerakan lanjutan kearah garis tengah badan dengan diikuti gerak tubuh membungkuk. Gerak lecutan lengan, telapak tangan, badan, tangan yang tidak memukul dan kaki harus harmonis dan eksplosif untuk menjaga keseimbangan saat berada diudara. Pukulan yang benar akan menghasilkan bola keras & cepat turun kelantai.
o       Mendarat
Mendarat dengan kedua kaki mengeper. Lutut lentur saat mendarat untuk meredam perkenaan kaki dengan lantai, mendarat dengan jari² kaki (telapak kaki bagian depan) dan sikap badan condong kedepan. Usahakan tempat mendarat kedua kaki hampir sama dengan tempat saat meloncat.


e.    Jenis² Smash.

untuk serangan guna mematikan lawan.Proses melakukan smash dapat dibagi menjadi : Awalan, Tolakan, Meloncat, Memukul Bola dan Mendarat

1.      Open
Pemukul melakukan gerak awalan setelah bola lepas dari tangan pengumpan, bola dipukul dipuncak loncatan dan jangkauan lengan yang tertinggi.
2.      Semi
Setelah bola lepas dipasing kearah pengumpan, pemukul harus mulai bergerak perlahan kedepan dengan langkah tetap menuju kearah pengumpan. Begitu pengumpan menyajikan bola dengan ketinggian 1m  ditepi atas net maka secepatnya pemukul meloncat keatas dan memukul bola. Disini kecepatan gerak harus lebih cepat dari pada smash dengan bola Open
3.      Quick
Begitu melihat bola pasing ke pengumpan, maka pemukul melakukan awalan secepat mungkin, dengan langkah yang panjang. Timing meloncat sebelum bola diumpan dengan jarak satu jangkauan lengan pemukul dengan bola yang akan diumpan. Pemukul melayang dengan tangan siap memukul, pengumpan menyajikan bola tepat didepan tangan pemukul. Lakukan pukulan dengan secepat²nya, gerakan pergelangan tangan yang cepat sangat baik hasilnya. Loncatan smasher vertikal, jagalah keseimbangan badan pada saat melayang.
4.      Straight
Smasher sebelum melakukan gerakan awalan, terlebih dahulu bergerak kearah luar lapangan mendekati tiang net, smasher melakukan awalan bergerak arah paralel  dengan jaring. Begitu bola sampai dibatas tepi jaring dengan ketinggian optimal bola, segeralah melompat dan langsung memukul secepatnya. Proses menjalankan teknik ini lebih cepat dibandingkan smash dengan bola semi.
5.      Drive
Smash ini biasanya digunakan oleh pemain untuk bola jauh dari net, saat meloncat smasher agak dekat dibawah bola, berbeda dengan saat meloncat pada smash normal. Bola yang akan di smash terletak diatas kanan bahu lengan pemukul. Gerak lecutan tangan dari depan atas badan diputarkan kearah yang berlawanan dengan arah jarum jam, telapak tangan membentuk cekungan seperti sendok. Cambukan keras, perkenaan bola dibagian belakang kearah bagian muka dengan telapak tangan, aktifkan gerakan pergelangan tangan . Gerakan cambukan harus dibantu oleh otot² perut, samping dan bahu. Akibat cambukan kurve jalan bola akan panjang dan putaran bola menjauhi net, bola bergerak dengan cepat dan tajam.
6.      Dummy
Pemain melakukan gerakan sama dengan pada waktu hendak melakukan smash, tetapi pada waktu kontak dengan bola, bola tidak dipukul melainkan disentuh saja dengan jari tangan. Lengan pemukul tetap bergerak dan dengan gerakan jari pemukul mengarahkan bola ketempat yang tidak terjaga ditempat lawan. Bola dapat dilambungkan pendek atau panjang tergantung pada situasi.
7.      Bola 3 meter
Smash ini adalah serangan yang dilakukan dari belakang garis serang, pemukul yang berfungsi sebagai pemain belakang pada saat tolakan tidak boleh menginjak atau melewati garis serang, tetapi pada saat mendarat boleh saja jatuh didalam garis serang.
8.      Kijang
Biasanya umpan bola back, pemukul melakukan langkah panjang dan naik dengan tolakan loncatan menggunakan satu kaki, pemukul tangan kanan menolak dengan kaki kiri.
9.      Double Step
Smash dengan menggunakan gerak tipu, disini pemukul melakukan dua kali gerakan untuk melakukan tolakan meloncat. Tolakan pertama hanya berupa tipuan untuk mengecoh block, baru pada tolakan kedua pemukul meloncat dan melakukan serangan.
10.  Step L
Smash ini hampir sama dengan smash normal, tetapi gerakan awalan berbeda. Pemukul melangkah kedepan, kemudian melakukan langkah kesamping sebelum tolakan, baru kemudian melompat naik untuk melakukan serangan.



f.        Block bermanfaat untuk pertahanan di net.
Untuk melakukan block yang baik, pemain harus dapat memperkirakan jatuhnya bola, atau dapat meramalkan kemana kira² lawan akan memukul bola.
Proses melakukan bendungan dapat dibagi menjadi : Awalan, Melompat, Kontak dengan Bola & Mendarat.
Pemain berdiri dengan kedua kaki sejajar dan kaki ditekuk sedikit, kedua tangan didepan dada, telapak kedua tangan menghadap net dan jari² dikembangkan lebar². Sebagai awalan lutut ditekuk lebih dalam, posisi badan sedikit condong kedepan kemudian diteruskan dengan tolakan keatas dengan kedua kaki secara eksplosif serta mengayunkan kedua lengan lurus keatas secara bersamaan dan jari membuka agar kedua tangan merupakan suatu bidang yang luas.
Pada saat melayang diudara dan ketika bola dipukul oleh lawan, segeralah tangan dihadapkan kearah datangnya bola dan berusaha menguasai bola itu. Pada saat perkenaan tangan dengan bola, pergelangan tangan digerakkan secara aktif agar tangan dapat menekan bola dari arah atas depan kebawah secara tepat. Jari² kedua tangan pada saat perkenaan ditegangkan agar tangan dan jari cukup kuat untuk menerima tekanan bola yang keras. Saat perkenaan yang baik adalah saat sebelum bola dipukul, tangan blocker sudah benar² dapat mengurung bola tersebut.
Setelah kontak dengan bola pemain mendarat kembali dengan tumpuan kedua kaki  dan lentur.
Jenis² Block
 1.      Block Bola Open
Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike,  posisi tangan berada didepan dada. Blocker melompat setelah spiker lawan melakukan lompatan, sebelum melompat posisi badan direndahkan dengan menekuk lutut sehingga membentuk sudut ± 100º, kemudian blocker melompat setinggi mungkin dengan arah lompatan vertical.

2.      Block Bola Semi
Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike,  posisi kedua tangan dinaikkan berada diatas depan kepala. Blocker tetap melompat setelah spiker lawan melakukan lompatan, sebelum melompat posisi badan direndahkan dengan menekuk lutut sehingga membentuk sudut ± 110º, kemudian blocker melompat setinggi mungkin dengan arah lompatan vertical.

3.      Block Bola Quick
Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike,  posisi kedua tangan diluruskan. Blocker melompat bersamaan dengan spiker lawan, sebelum melompat posisi badan direndahkan dengan menekuk lutut tidak terlalu dalam (sudut lutut ± 135º), kemudian blocker melompat setinggi mungkin dengan arah lompatan vertical.

Yang perlu mendapat perhatian dari seorang blocker adalah :
o       Perhatikan gaya pasing receiver lawan, kemana bola itu diarahkan
o       Perhatikan terus jalannya bola dan perhatikan pula gaya pengumpan lawan terutama mata dan gerakaannya, jangan bergerak sebelum bola lepas dari tangan pengumpan..
o       Lihat body language spiker lawan, kearah mana spiker itu bergerak.
o       Posisi tangan atau jari waktu bergerak tidak boleh berada dibawah pinggang, agar gerak tangan cepat mencapai titik block.
o       Side step (Block 2 step)  dilakukan untuk block jarak dekat, sedangkan Cross step (Block 3 step) digunakan untuk block jarak yang cukup jauh.
o       Blocker harus dilatih dengan melompat beberapa kali disatu tempat, agar mempunyai reaksi yang baik, bergerak secara cepat dan pandai membaca gerak



















DAFTAR PUSTAKA
Kleinmann, Theo dan Kruber, Dieter. Teknik-teknik dasar bola volley. Jakarta: PT. Gramedia
Hendri Aguystin. 2004. Sarana Dan Prasarana bola volley. Jakarta: PT. Raja Grafindo